Alkitab adalah Firman Allah

Oleh : Pdt. Joko Samuel, S.Si. M.Pd.K. M.Sos

Berbeda dengan kepercayaan lain, Alkitab bukanlah turun dari langit atau perkataan Allah yang di-diktekan oleh Malaikat dan ditulis di sebuah buku. Alkitab adalah tulisan manusia dari berbagai latar belakang. Mereka ada yang sebagai petani, nelayan, pemungut cukai, dokter/tabib, raja, nabi dan lain sebagainya.

Jika Alkitab ditulis oleh manusia, mengapa orang Kristen menyebutnya sebagai Firman Allah bukan Firman manusia? Orang Kristen mengimani bahwa orang yang menulis Alkitab itu dipakai oleh Allah untuk menyampaikan pesan-Nya kepada manusia. Oleh sebab itu Alkitab penuh dengan perkataan hikmat yang membawa manusia mengerti dan memahami maksud Allah dalam hidup ini. Allah sendiri melalui Roh Nya memberi hikmat kepada para penulis sehingga dimampukan menulis Alkitab.

Alkitab adalah wahyu Allah. Para penulis Alkitab tidak tahu apa yang telah ditulisnya menjadi tulisan yang memberkati banyak orang. Alkitab yang ada pada saat ini telah teruji dan berkali-kali mengalami penyalinan dari tulisan yang asli. Walaupun demikian Alkitab yang ada bukanlah palsu seperi tuduhan banyak orang. Alkitab terjaga keasliannya sebab apa yang disalin ulang tidak mengubah makna dan isi dari tulisan asli Alkitab.

Alkitab dan Perjanjian
Alkitab adalah Kitab Suci yang merupakan sumber, fondasi, pengajaran moral dan teologis bagi umat Kristen. Dalam bahasa Inggris Alkitab disebut Holy Bible atau The Bible. Kata Bible berasal dari kata Yunani bilbos. Biblos sebenarnya merupakan kulit batang Papirus Yang digunakan sebagai kertas tulis sejak ribuan tahun sebelum Masehi. Pada abad kedua Masehi, kata ini dipakai sebagai sebutan untuk tulisan – tulisan suci. Dalam bahasa Inggris Bible sinonim dengan Scriptures atau Word of God.

Dalam bahasa Indonesia Alkitab berasal dari bahasa Arab Al-Kitab. Al-Kitab merupakan gabungan dari kata al dan kitab. Al merupakan kata sandang atau penentu yang dalam bahasa Inggris dapat dirtikan sebagai definite article “the”. Sedangkan kata kitab merupakan terjemahan bahasa Arab dari kata Yunani graphe, yang berarti tulisan.

Pada abad mula-mula, dalam bahasa Yunani kata graphe dipakai sebagai sebutan untuk tulisan-tulisan suci. Dalam bahasa Inggris kata graphe diterjemahkan dengan scripture (band. 1 Tim 3:16). Jadi Al-Kitab searti dengan kata Inggris The Scriptures (the writings) yang secara makna dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai tulisan-tulisan suci.

Kata perjanjian merupakan terjemahan dari kata Ibrani berith. Padanan kata Yunani (salam PB) untuk kata berith (dalam PL) adalah diatheke. Pada dasarnya, kata berith dan diatheke berarti perjanjian yang dilakukan antara dua pihak (Inggris:covenant). Dalam konteks PL, kata ini berarti perjanjian yang dilakukan antara Allah (sebagai inisiator) dengan umat Israel. Perjanjian ini dilakukan oleh Allah melalui Musa (Kel 24:8: UI 26:8). Inti perjanjian ini adalah bahwa Allah mengambil Israel sebagai umat Allah yang khusus guna menjalankan misi-Nya. Dalam ikatan perjanjian ini, Allah adalah Allah umat Israel, yang kepada-Nya umat Israel harus taat dan menyembah (Kel 19:5-6: UI 4:20, 7:6, 14:2).

Perjanjian ini disebut dengan Perjanjian Lama atau Perjanjian Pertama.
Akan tetapi perjanjian tersebut telah dilanggar oleh umat Israel oleh ketidaktaatan dan kemurtadan mereka. Akibatnya Allah mengadakan lagi suatu perjanjian yang baru di dalam pribadi Yesus Kristus, Anak-Nya yang Tunggal. Perjanjian ini telah dinubuatkan oleh Yeremia (Yer 31:31-34).

Perjanjian baru ini bukan didasarkan oleh darah korban, melainkan oleh darah Yesus Kristus. Melalui Yesus Kristus dan berdasarkan darah (baca: pengorbanan dan kematian) Yesus Kristus, Allah menebus orang- orang yang percaya menjadi umat-Nya yang khusus guna menunaikan dan menggenapkan misi Allah di muka bumi ini. Umat tebusan Allah dalam Yesus Kristus ini adalah Gereja (Mat 26:28; 1 Kor 11:23-25; lbr 8:6-8). Perjanjian Allah dengan umat-Nya melalui Yesus Kristus ini disebut Perjanjian Baru atau Perjanjian Kedua.

Jadi, bagian Alkitab Perjanjian Lama (PL) adalah kitab-kitab yang ditulis sebelum adanya/terjadinya Perjanjian Baru, sedangkan bagian Alkitab Perjanjian Baru (PB) adalah kitab-kitab yang ditulis sesudah terjadinya Perjanjian Lama. Kedua bagian Alkitab ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kita dapat memahami PB tanpa PL dan sebaliknya, kita juga tidak dapat memahami PL tanpa PB. Inti berita yang terkandung dalam PB merupakan pengenapan inti rencana dan misi Allah dalam PL. PL dan PB merupakan firman Allah dan Wahyu Allah yang Allah wujudkan dalam bentuk tulisan.

Diterbitkan oleh GPKB (Protestant Church of West Kalimantan)

Berdiri sejak 10 Februari 1963

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai