Gereja Abad Permulaan (bag.5)

Bapa – bapa Gereja dari Aleksandria

Home GPKB

Klemens dari Aleksandria (150-215)

Titus Klemens adalah namanya, tetapi ia lebih dikenal sebagai Klemens dari Aleksandria. Aleksandria merupakan kota yang menjadi pusat pendidikan pada akhir masa Yunani Kuno yang terletak di Mesir, kota dengan toleransi yang tinggi, karena dihuni oleh orang – orang yang memiliki keanekaragaman budaya. Klemens lahir dari keluarga yang belum Kristen pada tahun 150. Semasa kecil, ia mendapat pendidikan dasar di kota Athena, Yunani. Ia tumbuh berkembang sebagai orang yang mencari pengetahuan, oleh karenanya ia seringkali mengadakan perjalanan yang panjang dari kota satu ke kota lainnya, ia juga diketahui pernah melakukan perjalanan ke Italia Selatan, Syria dan Palestina. Banyak orang yang telah ia jumpai, salah satu diantaranya adalah Pantaenus saat ia berada di Aleksandria. Dalam perkenalan Klemens dan Pantaenus inilah, Klemens menjadi Kristen.

Klemens banyak belajar dan mendalami ajaran Kristen. Akan tetapi, sebagai orang yang membuka mata akan hal pengetahuan, Klemens juga mempelajari tentang Gnostik. Dari pengetahuan inilah Klemens lebih memilih untuk memegang ajaran Kristen. Klemens mulai sering mengkritik dan menentang ajaran Gnostik, akan tetapi disaat yang sama, ia juga berusaha untuk mendamaikan Filsafat Yunani dengan ajaran Kristen. Menurutnya, Filsafat Yunani lebih bisa diterima dalam iman Kristiani dibandingkan dengan pemahaman ajaran Gnostik.

Klemens dari buah pemikirannya, ia memiliki tiga tulisan yang terkenal yaitu : Pertama, Protrepticus (suatu anjuran yang ditujukan kepada mereka memulai menjelajahi jalan iman), yang bertujuan untuk mempertobatkan orang kafir. Kedua, Paedagogus (Pendidik), yang mempunyai argumen bahwa Allah sendiri yang melalui SabdaNya mengajar orang Kristiani. Pendidik bagi mereka yang oleh Pembaptisan, telah menjadi anak-anak Allah. Ketiga, Stromata (permadani dinding).

Pemahaman ajaran Kristen dari Klemens bertitik tolak dari Firman Allah (Logos Ilahi), Firman itu adalah Anak Allah dan gambar Allah. Ia adalah kekal abadi dan denganNya segala sesuatu dijadikan. Menurutnya, Firman itu meresap ke dalam segala sesuatu, mengatur dan memimpin jagat raya sebagai akal budi dan jiwanya. Semua manusia, menjadi peserta dalam Firman ilahi itu. Pada saat tertentu Firman atau Anak Allah itu menjadi tampak bagi manusia karena menjadi manusia. Dengan demikian Firman atau Anak Allah adalah ilahi dan manusia sekaligus.
Allah dalam manusia dan manusia dalam Allah adalah Yesus Kristus.

Menurut Klemens, semua pengetahuan dapat digunakan untuk mempersiapkan seseorang dalam memahami Injil. Kebenaran dapat dipahami sebagai sesuatu yang berasal dari Allah, namun bukan jaminan bagi mereka yang dianugerahi pengetahuan itu mampu memanfaatkannya secara memadai. Sehingga dapat dipahami, bahwa iman yang dipadukan dengan pengetahuan membawa kedewasaan sebagai pelengkapnya.

Dari padanya, Klemens mengajarkan bahwa orang Kristen harus mulai dari dasar iman umum melalui proses pencarian. Ia harus membiarkan diri dibimbing oleh Kristus sehingga mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang merupakan intisari iman. Pengetahuan semacam itu bukan hanya menjadi teori saja melainkan suatu kekuatan hidup, suatu kasih yang mengubah. Pengetahuan tentang Kristus bukan hanya suatu gagasan, melainkan suatu kasih yang
mencerahkan, memperbaharui manusia serta mempersatukan dengan Firman Allah yang adalah kebenaran dan kehidupan. Kesatuan ini merupakan pengetahuan dan kasih yang menyempurnakan. Hal tersebut dapat diwujudkan oleh suatu kehidupan yang sesuai dengan kebenaran. Dengan demikian, tindakan baik harus disertai dengan pengetahuan seperti halnya bayangan menyertai tubuh.


Christus Pontifex est propitiatio nostra
(Kristus, Imam, Kristus korban silih bagi kita)

Origenes (185 – 253)

Origenes adalah seorang yang pandai dan terampil dalam pemikirannya, ia banyak memberikan sumbangsih dari buah – buah pengetahuannya kepada gereja, walaupun pada akhirnya, ada beberapa dari ajarannya yang ditolak gereja serta pengikutnya yang digugat dan dianggap bidah.

Ia lahir di Aleksandria di tahun 185. Ia juga merupakan murid dari Klemens. Sejak muda ia terlatih untuk mengajar, hal itu dilakukannya karena selain dari pada pengetahuan yang ia miliki, tetapi juga karena tuntutan ekonomi, dimana ia harus menafkahi keluarganya oleh karena Ayahnya yang telah meninggal dunia. Di usia 18 Tahun, Origenes telah dipercayai oleh Uskup Demetrius untuk menjadi kepala sekolah katekumen. Sekolah katekumen adalah bimbingan mengenai ajaran Kristen kepada sekelompok orang yang dalam masa persiapan Pembaptisan.

Origenes banyak menuangkan pemikirannya melalui karya – karya tulisan yang ia berikan bagi perkembangan gereja dan ajaran Kristen, walaupun diantaranya ada yang ditolak oleh gereja. Dari antara karya – karyanya, adapun tulisannya yang berpengaruh bagi perkembangan gereja yaitu, Ia menulis “bahwa Kitab Suci adalah dasar teologi. Injil memiliki tiga tataran makna : literal, moral dan alegoris“. Selain dari pada itu ia juga menegaskan “perbedaan antara keilahian dan keinsanian Yesus Kristus“. Dia juga berjasa memberi sejumlah istilah ilmiah kepada ajaran Kristen Yunani, yaitu “kodrat (physis), substansi (Hypostasis), hakekat (ousia), sehakekat (homo-ousios)”. Tulisan – tulisan ini merupakan sebagian dari antara karya – karya buah pemikirannya yang diketahui.

Dari pada tulisan – tulisannya itu, diketahui pula ada tulisan yang pernah dikenal sebagai bentuk buah pikirannya yang ia tuangkan dalam teologinya dengan menggunakan filsafat Plato yaitu “bahwa semua makhluk, termasuk setan akan diselamatkan setelah mengalami beberapa perpindahan jiwa“. Tidak sampai disitu saja, Origenes juga dalam pemikirannya pernah menuliskan tentang “prawujud jiwa, yaitu mengenai kehidupan sebelum kelahiran”. Hal ini jelas – jelas ditentang oleh gereja. Sehingga menyebabkan sebagian besar karya – karya nya harus di bakar, karena beberapa ajaran Origenes dianggap bidah dan tak dapat diterima. Dari padanyalah diketahui bahwa ajaran Origenes ini yang nantinya sangat mempengaruhi dan menjadi sumber utama bagi ajaran Arianisme. Walaupun demikian, Origenes tetap dianggap sebagai bapa Gereja karena melalui sumbangsih pemikiran – pemikiran nya yang lain, ia turut mempengaruhi bagi perkembangan dan pertumbuhan Gereja pada masanya.

Sumber : W. Scott. Kekristenan : Gerakan
Universal, Sebuah Ulasan Sejarah dari Kekristenan Bahari sampai Tahun 1453, Jilid 1. (Maumere: Ledakero, 2004). Richard. Filsafat untuk Pemula. (Yogyakarta:Kanisius,2001)

Diterbitkan oleh GPKB (Protestant Church of West Kalimantan)

Berdiri sejak 10 Februari 1963

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai