Gereja Abad Permulaan (bag.4)

Irenaeus dari Lyon (±140 – ±202)

Adveniente Christo, videbitur Deus ab hominibus”
(Dengan kedatangan Kristus, Tuhan akan dilihat oleh manusia)

Home GPKB

Irenaeus, ia di ketahui berasal dari Smirna (Asia Kecil) dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga Kristen yang taat. Dalam menjalani kehidupannya, ia dikabarkan pernah menjadi murid Polikarpus.

Irenaeus diperkirakan lahir sekitar tahun 140, lalu ia pindah ke Lyon, Perancis Selatan sekitar tahun 165. Pada masa penganiayaan tahun 177, Iranaeus salah satu orang yang menyaksikan penganiayaan yang terjadi di Lyon dan Lugdunum, Uskup Lyon, Photinus menjadi salah satu korban dari antara orang – orang yang dianiaya dan dihambat kala itu. Ia pun dikirim ke Roma untuk membawa sepucuk surat untuk jemaat di sana, dan kembali setelah penganiayaan berlalu. Irenaeus terpilih menjadi uskup pada tahun 178.

Pada masa ini, salah satu peristiwa yang terjadi yaitu iman kepercayaan Kristiani terancam oleh kaum Montanisme dan Gnostik. Terutama dari pihak Gnostik tentang iman kepercayaan Kristiani, sebagaimana Valentinus dan Marcion yang menjadi salah satu diantara orang yang mempengaruhi ajaran Gnostik, penyimpangan dan pergeseran pemahaman iman Kristen semakin besar.

Hal ini ditandainya dengan bermunculan para penganut Gnostik dalam gereja, yang mengaku bahwa mereka mengetahui segala misteri alam semesta. Penganut Gnostik selalu mengutip Injil untuk mendukung ajaran-ajarannya. Dengan kata lain, para penganut Gnostik mengarang “injil-injil” baru yang umumnya mengajarkan ajaran yang dualistik.

Akan hal ini, Irenaeus tak mau diam saja. Ia menjadi salah satu orang yang gencar dan dengar keras menolak ajaran tersebut. Irenaeus, melalui pemikirannya ia menyampaikan 2 hal yaitu:

Pertama, “Kristus sebagai firman Allah, “logos”.
Kedua, “Yesus Kristus sebagai Anak Allah, yang ada sejak kekal”.

Dalam pengakuannya, Irenaeus mengambil pemahaman tersebut dari Injil Yohanes, namun Irenaeus menyampaikan bahwa ia memakai pemahaman tersebut dengan cara seperti pemikiran Yustinus Martir yang sejalan dengan pemikiran Plato-Stoa.

Irenaeus, dari buah pikirannya banyak menulis karya karya untuk melawan ajaran Gnostik tersebut, bahkan ada tulisan yang diantaranya ia tuliskan dan dialamatkan secara langsung bagi para pengikut – pengikut ajaran Gnostik sebagai bentuk menentang dan melawan mereka. Salah satu tulisannya yang diketahui itu ialah: “Sama seperti jiwa, begitu juga tubuh manusia diciptakan oleh Allah. Maksud Allah ialah supaya tubuh dan jiwa itu kelak diberi hidup kekal. Namun, karena manusia jatuh kedalam dosa, tubuh dan jiwa itu tidak dapat tidak harus binasa. Tetapi, ia telah berkenan kepada Allah untuk menebus kita. Dengan demikian, sesudah mati, kemanusiaan Kristus bangkit pula dan ikut naik ke sorga. Kita memakan tubuh Kristus, lalu tubuh itu menjadi suatu obat, semacam ragi, yang lama-kelamaan mengubah sifat tubuh dan jiwa kita menjadi kekal. Begitulah nanti sesudah mati, kita juga akan mati. Walaupun demikian, pembenaran oleh iman dan salib Kristus kurang tampil kemuka dalam teologi Irenaeus, karena pokoknya bukanlah pertentangan antara dosa dan rahmat, melainkan pertentangan antara akibat dosa, yaitu kefanaan, dan akibat rahmat yakni hidup yang baka”.

Dengan demikian, Yesus Kristus menjadi senasib dengan manusia berdosa, supaya manusia berdosa menjadi senasib dengan Yesus Kristus yang dibangkitkan Allah. Itu sebabnya, “Firman Allah, Anak Allah yang kekal, menjadi seperti kita seadanya, supaya kita menjadi seperti Firman dan Anak Allah seadanya. Inilah yang diungkapkan Irenaeus dalam menentang ajaran Gnostik sekaligus bentuk perlawanannya, karena kesesatan yang mereka ajarkan.

Keesaan Allah merupakan cermin kesatuan mendasar Gereja. Allah menjamin kebaikan dan kesempurnaan ciptaan. Kefasikan di dunia disebabkan oleh kemurtadan dan kemungkaran manusia. Namun Allah bertanggung jawab atas keselamatan mereka. Hal ini Irenaeus gambarkan layaknya “seseorang yang mengayunkan kapak bertanggung jawab atas terpotongnya kayu“. Allah digambarkan sebagai yang mengayunkan kapak, kapak adalah manusia, dan terpotongnya kayu merupakan kemurtadan dan kemungkaran.

Irenaeus, menegaskan bahwa hanya kumpulan ajaran yang diwariskan dari para rasul dalam gereja, yang dapat menjamin iman sejati.
Tradisi para rasul tersebut telah diwariskan secara utuh kepada gereja dan sama di antara semua gereja yang menganut ajaran-ajaran para rasul di seluruh dunia. “Kesatuan Gereja” mencerminkan keesaan Allah.

Diterbitkan oleh GPKB (Protestant Church of West Kalimantan)

Berdiri sejak 10 Februari 1963

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai