Dunia Hellenis pada Awal Sejarah Gereja.

Secara Lahiriah, dunia tempat gereja mulai timbul ialah Kekaisaran Romawi. Luasnya Kekaisaran itu dari selat Gibraltar sampai sungai Efrat dan dari tanah Mesir sampai Inggris. Pusat dari Kekaisaran yang besar itu ialah kota Roma, tempat kaisar – kaisar memerintah. Perdagangan dan lalu lintas di darat dan di laut mempererat hubungan antara semua bagian kerajaan. Ketentraman dan ketertiban terdapat hampir di semua daerah.
Walaupun bangsa – bangsa di daerah – daerah perbatasan takluk pada Kekaisaran Romawi secara politik, akan tetapi kebudayaan Yunani masih sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat bahkan terbilang menjadi kebudayaan tertinggi kala itu.
Secara batiniah, akibat dari percampuran bangsa – bangsa pada zaman itu, dikatakan oleh Paulus, bahwa orang – orang mulai kehilangan ketentraman jiwa dan adat yang baik, kesopanan telah sangat mundur (surat Paulus kepada Jemaat di Roma). Dahulu orang – orang hidup dengan senang sentosa menurut adat istiadat dan agamanya masing – masing, akan tetapi keadaan itu kemudian mulai berubah. Dewa – dewa yang mereka elu – elukan dan yang mereka percayai dianggap sudah hilang kuasanya dalam dunia baru, kekaisaran yang luas itu. Dasar – dasar rohani mereka mulai terguncang dan rubuh. Di sambut dengan agama Yunani dan Romawi yang menjadi agama negara resmi, sudah dianggap tak lagi sanggup memuaskan kebutuhan rohani mereka.
Mereka mulai mencari dan mempelajari kepercayaan – kepercayaan dan agama baru dari bagian timur Kekaisaran. Masa ini terjadi ketika pasukan – pasukan Romawi berhasil mengalahkan negeri – negeri disebelah timur Laut Tengah (150 SM). Pengaruh ini rupanya sangat menonjol dan berkembang diantara mereka. Dari Abad pertama sampai abad ketiga berkembanglah ajaran ini sampai meluas di seluruh daerah kekaisaran. Peribadatan mereka mulai tertuju pada Dewa – dewa, yang antara lain adalah: Dewi Isis dan dewa Orisis dari Mesir, Baal dari Siria, dewa Mitras dari Persia dan dewi Kybele dari Asia Kecil. Dari padanyalah mereka pula sering mencampur – adukkan kesemuanya menjadi satu, mereka menganggap hanya namanya saja yang berbeda, namun sejatinya berujung pada tujuan yang sama. Hal semacam ini disebut Sinkretisme. Bahkan dari padanya, ada juga yang mempercayai bahwa semua, yakni alam dan segala isinya, termasuk manusia juga, bersifat ilahi. Hal ini disebut Pantheisme, yaitu ilah itu ada didalam segala sesuatu dan tiap – tiap barang atau makhluk mengandung zat ilahi.
Masih pada masa yang sama, diketahui pula dari antaranya bahwa keadaan orang – orang Kristen di zaman ini sudah tidak mengalami penganiayaan yang kejam seperti sebelumnya. Orang – orang Kristen menghadapi tantangan yang berbeda. Mereka menghadapi tantangan dimana banyak dari antara mereka yang berupaya untuk mengawinkan ajaran ajaran ini pada ajaran Gereja. Gereja menghadapi perkembangan yang serius akan sinkretisme, pantheisme, gnostik dan dualisme. Bahkan diketahui bahwa salah satu dari ajaran ini yaitu ajaran gnostik, menyusun dan membuat Injil baru, salah satu diantara Injil itu ialah Injil Thomas. Oleh karenanya Gereja membuat strategi untuk melawan ajaran ajaran kafir tersebut, yaitu Kanon Alkitab, Pengakuan Iman dan Uskup. Ini salah satu benteng yang didirikan Gereja guna menangkis serangan serangan yang dilancarkan oleh ajaran – ajaran kafir untuk mempengaruhi Jemaat dalam perkembangan Kekristenan kala itu.
Sumber : Berkhof. Sejarah gereja.(Jakarta:BPK Gunung mulia).
De Jonge. Pembimbing ke dalam sejarah Gereja. (Jakarta:BPK Gunung Mulia,1993)
Thomas Van Den. Harta dalam Bejana. (Jakarta: BPK-GM, 2009)
